Wisata goa gajah atau yang dikenal juga dengan 'the elephant cave Tample', merupakan salah satu tempat wisata di Bali yang wajib dikunjungi tak boleh kau lewatkan. Pasalnya termasuk salah satu pura tertua di pulau dewata dan eksistensi pura tersebut pun konon menjadi saksi bisu wacana perjalanan sejarah peradaban masyarakat agama Budha dan Hindu di pulau ini.
Di berdiri pada masa ke-11 Masehi, struktur pura ini masih kokoh berdiri dengan artsitektur berupa ukiran-ukiran atau relief yang begitu indah. Tak khayal hal tersebut membuat tingginya minat ekspresi dominan para wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang, sekedar penasaran ingin melihat mirip apa suasana didalam goa tersebut. Tertarik untuk mengunjungi tempat ini? ada baiknya kau simak informasinya secara detail dalam konten artikel saya kali ini. Namun maaf, sebelumnya bukan maksud hati untuk sombong atau menggurui, itu sangatlah jauh dari dalam benak pikiran saya. Namun alangkah baiknya untuk sekedar sharing, mungkin saja hal tersebut dapat berguna.
Pada sore hari ini saya mencoba mengulas perihal bagaimana wisata goa gajah jadi tempat wisata wajib di Bali. Semoga sedikit informasi ini dapat membantu dan menambah wawasan kau atau para pembaca lainnya, wacana banyak sekali info tempat pariwisata di Indonesia.
wisata di Bali, tentunya kau akan oke bila dikaitkan dengan pantai-pantai nan eksotis. Ya, hal tersebut memang dirasakan cukup lumrah, mengingat memang hampir diseluruh bab pulau ini memiliki banyak pantai-pantai cantik dengan porama alam yang sangat indah. Terlebih kala sunset datang, seakan menambah suasana romantis. Hal itu lah mengapa banyak orang yang menyukai Bali. Kenapa disebut dengan goa gajah? mungkin hal tersebut bisa saja terlontar dari bibir kamu. Apa mungkin disana terdapat banyak hewan gajah? bekerjsama pada daerah kompleks pura ini, tak ada satu pun hewan gajah. Terdapat sebuah versi yang beredar perihal asal undangan sejarah goa gajah. Nama goa gajah di ambil dari kata 'Lwa Gajah' dari kitab Negarakertagama yang di tulis oleh Empu Prapanca pada tahun 1365 M. Kalimat tersebut memiliki makna 'Sungai Gajah', sehingga dapat di artikan sebagai sebuah lokasi yang berada di erat sungai dan dahulu digunakan sebagai tempat pertapaan. Tempat ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Bedulu. Seperti hampir serupa dengan situs-situs sejarah lainnya, pada awalnya kompleks bangunan ini tertimbun oleh tanah. Sehingga sepintas tak nampak bahwa ternyata terdapat bangunan besar terkubur di dalamnya. Kemudian pada tahun 1923, barulah seorang arkeolog berjulukan L.C Heyting menemukan bangunan ini. Dalam penemuannya ia juga menemukan beberapa arca Ganesha, Patung Tri Langga dan Patung Dewi Hariti. Tak berenti hingga situ saja, penelitian mengenai goa gajah pun terus tetap dilakukan hingga pada 1979 dan berhasil menemukan kembali sebuah bangunan lainnya. Berupa sebuah kolam dengan enam patung bidadari atau yang dikenal juga dengan 'Widyadhari', berada sempurna di depan ekspresi goa yang mengucurkan air ke kolam tersebut. Sebetulnya ada sekitar 7 patung, namun 1 patung sengaja dipindahkan oleh petugas alasannya yaitu hancur. Terdapat pula bangunan lainnya disekitar kolam tersebut, namun sayangnya telah hancur di akibatkan oleh gempa bumi beberapa waktu silam. Reruntuhan tersebut masih dapat terlihat dengan jelas. Sebelum lanjut, kau juga dapat membaca wacana Goa Tetes Lumajang.
|